Mahalnya Wisata di Indonesia

Niat hati ingin melatih otak membagi kerja antara melihat film dan menyusun tulisan apa daya jadinya tidak bisa memahami film dan tulisan amburadul. Itulah yang terjadi terhadap posting saya sebelum ini. Ingin menceritakan apa jadinya apa. Sampai-sampai disindir oleh Pendekar Syair Berdarah Madura lewat kolom komentar.

Mending saya ulang lagi saja pembahasan tentang wisata di Indonesia ini secara lebih runtut dan nyaman dibaca, semoga.

Sebelum dibahas lebih lanjut perlu kita sepakati hala bagaimana dan apa saja yang kita sebut wisata itu. Seperti kita tahu banyak tempat wisata di negeri ini. Mulai dari wisata alam dengan keanekaragaman keasliannya sampai wisata yang completly buatan dengan wahana-wahananya. Saya tidak akan membahas wisata buatan. Saya batasi tentang wisata alam saja. Misalnya tentang gunung, pantai, dan sekitarnya.

Seperti kita tahu negeri kita kaya akan tempat wisata. Mulai dari ujung sabang sampai pulau di ujung timur negeri berderet pilihan tempat wisata. Mau pilih gunung,pantai, atau kedalaman laut, negeri kita sangat bisa diandalakn keindahannya. Bahkan tidak mungkin kalah dengan negeri lain. Hanya kalah populer. Diantara banyak pilihan itu sebagian besar masih jarang dikunjungi. Baik oleh wisatawan lokal maupun yang dari luar negeri. Saya yakin bukan karena kalah indah. Sekali lagi hanya kalah populer.

Salah satu hal yang membuat tempat-tempat itu jarang dikunjungi adalah karena letak yang jauh. Memang jauh atau dekat itu relatif. Jauh di sini saya memakai sudut pandang saya sebagai orang yang tinggal di Jawa. Misalnya saya ambil contoh ke Raja Ampat. Tempatnya nun jauh di ujung timur negeri, di Provinsi Papua Barat sana. Transportasi yang paling memungkinkan adalah dengan pesawat terbang turun di Sorong. Tiketnya kisaran 3 juta untuk sekali jalan Surabaya-Sorong. Tentu belum bisa dikatakan harga yang murah oleh mayoritas wisatawan Indonesia. Sekalilagi hal ini memakai sudut pandang saya. Belum lagi masih harus menyeberang dengan perahu yang sewanya perhari 8 juta. Memang sih bisa diisi 20 orang yang jatuhnya 400 ribu per orang. Belum bisa dikatakan murah juga kan? Dari sisi transportasi seperti itu derajat kemahalannya. Belum ditambah penginapan.

Tidak terlalu jauh berbeda dengan di Jawa kisaran harga sewa kamar 300 ribu per malam. Hanya kelas kamar berbeda. Kamar harga segitu sama kualitasnya dengan kamar 100 ribu di Jawa.

Jika ditambah biaya makan dan lain-lain, berwisata ke Raja Ampat belum bisa dijadikan tujuan yang masuk akal bagi masyarakat Indonesia.

Sengaja saya ambil contoh yang ekstrim agar kentara perbedaannya nanti.

Bandingkan dengan tujuan wisata ke Halong Bay Vietnam. Untuk 4 hari 3 malam cukup 4-5 juta. Sudah termasuk tiket pergi-pulang dan akomodasi lengkap selama di sana. Lebih menarik yang manakah? Bergantung kantong masing-masing tentunya.

Itu lah salah satu sebab mengapa tujuan wisata di Indonesia jarang dikunjungi oleh penduduknya sendiri. Lebih banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung. Bukan karena kalah indah, belum tentu kalah populer (dalam contoh ini), hanya kalah murah. 🙂

Selain itu wisata di Indonesia jadi berkurang daya tariknya adalah karena biaya makan yang mahal. Sudah jamak kita ketahui bahwa harga makanan di tempat wisata itu pasti lebih mahal dibandingkan harga umum. Berdasar cerita teman saya yang pernah wisata ke Malaysia, di sana harga makanan tidak berbeda dengan umum. Entah sama-sama murah atau sama-sama mahalnya :mrgreen:

Disadari atau tidak hal seperti itu membuat kita enggan membeli makanan. Efek berantainya, tidak perlu saya jelaskan, tentu membuat daya tarik tempat wisata berkurang.

Hingga akhirnya saya simpulkan sendiri bahwa teman-teman yang sering berwisata keliling negeri tentunya kaya.

6 Responses to “Mahalnya Wisata di Indonesia”


  1. 1 M. Faizi April 9, 2013 at 7:29 am

    diperbarui, ya? mana komentar saya sebelumnya 😦

    • 2 dodo April 9, 2013 at 11:19 am

      Iya diperbarui tapi dengan posting lagi, Kyai. Bukan menyunting tulisan sebelumnya. Komentar sebelumnya masih ada asli di posting sebelum ini.

  2. 3 johanesjonaz April 9, 2013 at 11:03 am

    butuh waktu seumur hidup untuk menjejakkan kaki di setiap jengkal tanah nusantara

  3. 5 Heni August 14, 2017 at 12:28 pm

    Mau lihat pemandangan Alam semua di tiketin, Alasan restribusi dan kebersihan. Tiket masuk sdh bayar…msh tetap kena parkir dan mau lihat yg lainnya hrs bayar. Wisatawan Asing gak terbiasa dgn hal ini, dinegara mereka bebas melihat keindahan Alam, Yang membawa info keindahan alam kita bukan tukang parkir ataupun bagian tiket, Wisatawan asing seharusnya punya spesial harga karena merekalah yg membawa info ke mancanegara, dan bukan mereka juga yg buat kotor lingkungan. Tukang parkir disana saja seenaknya buang sampah. Tangkuban Perahu, Pelabuhan Ratu, Papandayan,Ijen,Bromo,Kawah Putih, Gn. Bunder dll….semua mahal. Taman Negara Malaysia hanya 68rb saja, sdh bebas parkir bebas toilet bebas melihat pemandangan Alam, air terjun dll makanan pun murah. mau hiking,trekking, camping di malaysia bebas tidak ada gangguan tiket masuk atau pun parkir, wisatawan benar2 rileks tidak seperti disini, stress dgn semua di tarif, blm parkir dan blm lagi dikejar2 kaki lima.


Leave a comment




April 2013
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930