Naik Gunung (lagi)

Pertama kali saya naik gunung adalah ketika masih di bangku SMA. Ceritanya diajak sama senior buat jalan-jalan ke gunung. Waktu itu yang dituju adalah Gunung Lawu. Gunung yang berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tepatnya di antara Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Karanganyar.

Namanya juga pertama kali tentunya tidak ada pengalaman sama sekali. Hanya berbekal informasi dari senior saya memberanikan diri berangkat naik gunung. Bekal seadanya saya bawa pakai tas yang biasa saya pakai sekolah. Pakaian hangat pun hanya jaket dan sarung. Belum mengenal apa itu sleeping bag, nasting, atau apa lah.

Lagi-lagi karena tidak tahu, kami memilih jalur pendakian terberat. Yaitu lewat Desa Girimulyo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi. Jalur ini terkenal panjang dan berat ketika masuk Alas Ondo Rante. Sayang keterkenalan itu tidak sampai di telinga saya (yang pemula) ini.

Musim penghujan menambah berat perjalanan itu. Badai juga sempat kami temui di perjalanan. Membawa hasil semua bawaan saya basah kuyup. Juga gara-gara pemula dan tidak diajari cara mengemas yang baik dan benar. Pundak semakin pegal dan perut mulai keroncongan. Ternyata mendaki gunung itu lama juga, lebih dari setengah hari. Perut mulai minta diisi. Tapi sayangnya saya cuma bawa mi instan dan beberapa sachet minuman instan. Wah, salah bekal nih batin saya.

Dari pengalaman itu saya tidak mau lagi naik gunung dengan bekal seadanya. Syukur diberi kesempatan untuk mendaki gunung-gunung yang lain.

Jangan sampai salah bekal lagi.

Kali ini saya berencana untuk naik Gunung Ungaran. Gunung yang ada di Jawa tengah yang juga disebut Gunung Karundungan/Karurungan/Karungrungan.

Rencananya sih pertengahan Desember nanti tanggal 17-18. Lebih detailnya tanggal 17 pagi sudah berkumpul di pertigaan arah Bandungan. Pertigaan ini dapat dijangkau dengan naik bus umum dari arah Solo turun Pertigaan Bandungan. Kira-kira satu setengah jam dari Solo. Kalau dari arah Semarang juga turun di tempat yang sama. Hanya saya kurang paham kalau dari arah Semarang.

Dari pertigaan itu oper naik angkot sampai pasar jimbaran, Bandungan. Dari sini ada dua pilihan pendakian. Bisa langsung berjalan atau oper naik ojek menuju Promasan (Pemukiman Pemetik Teh). Tentu pendakian mulai Promasan lebih ringan, hanya 2-3 jam, dibandingkan pendakian dari Jimbaran yang bisa memakan waktu 9 jam.

Menurut informasi dari teman saya yang sudah pernah ke sana, jalur lebih nyaman jika berjalan dari Promasan saja. Apalagi kalau tujuannya sekedar refreshing.

Namun perlu diingat, sekarang sedang musim hujan. Jangan lupa membawa jas hujan atau sejenisnya. Juga, kemaslah barang bawaan dengan baik dan benar. Jadi tidak akan basah meski direndam dalam kolam selama 1 jam, hehe

Perbekalan standar yang lain juga jangan dilupakan. Seperti tenda, penerangan, alat masak, bahan makanan, makanan siap santap (untuk perjalanan), pakaian hangat, pakaian ganti, dan alat ibadah.

Harapan saya tanggal 17 malam sudah menginap di sekitar Puncak Ungaran. Jadi bisa melihat matahari terbit dari puncak nantinya. Agenda malam hari bisa diisi dengan bakar-bakar. Membawa daging ayam sepertinya bukan pilihan yang buruk. Sambil menikmati indahnya malam dari dalam sleeping bag.

Tanggal 18 pagi tinggal beres-beres untuk turun kembali. Sore harinya sudah berada di kediaman masing-masing.

Sepertinya menyenangkan dan mudah.

Akan jadi benar-benar menyenangkan kalau kita memang mempersiapkan diri dengan matang. Perbekalan standar tadi jangan sampai ada yang terlewat. Juga yang memegang peranan penting adalah kondisi fisik.

Fisik yang prima akan menjamin kelancaran perjalanan. Jadi, mulai dari sekarang sempatkanlah barang 10 menit tiap hari untuk lari-lari. Waktu yang ada tinggal 2 minggu, manfaatkan sebaik mungkin untuk memperbaiki kondisi fisik. Terutama bagi kita-kita yang pekerjaan tiap harinya hanya duduk di depan komputer.

Baik, semoga rencana ini dapat bejalan dengan lancar. Saya tunggu partisipasi dari teman-teman semua.

P.S. Sering diceritakan bahwa orang suci mendapatkan ilham ketika berada di gunung

0 Responses to “Naik Gunung (lagi)”



  1. Leave a Comment

Leave a comment




December 2011
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031